Ilmu psikologi
dewasa ini telah berkembang dengan pesat perkembangan tidaklah berdiri sendiri,
tetapi didukung oleh perkembangan ilmu dan tekhnologi yang ada. Oleh karena itu
peranan dan kegunaannya bagi masyarakat akan semakin diperlukan.
Psikologi sebagai disiplin ilmu yang
lahir di tengah-tengah masyarakat, akan sangat dibutuhkan dalam mengetahui
sejauh mana tingkat tumbuh masyarakat
itu. Begitu juga dalam kehidupan
organisasi perusahaan. Suatu organisasi
perusahaan yang bergerak dalm bidang pelayanan kepada masyarakat, akan berhasil
apabila kebijakan yang diputuskan oleh pengmbil keputusan dirasa menguntungkan bagi masyarakat konsumen. Sebaliknya,
perusahaan tidak menderita kerugian baik materi maupun non materi.
Rumusan Masalah
a. Pengertian psikolog
b. Psikologi dalam perusahaan
c. Pengaruh perkembangan teknologi terhadap tenaga
kerja
d. Hubungan kemanusiaan dan faktor manusia
e. Interaksi sosial dalam perusahaan
f. Motivasi kerja.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi
Psikologi
berasal dari kata “Psicho” berarti
jiwa, dan “Logos” berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia.
Psikologi dalam industri mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
produktivitas kerja yaitu dalam kaitannya dengan penerimaan karyawan,
sifat-sifat karyawan yang satu dengan yang lainnya mempunyai prestasi yang
tidak sama, walaupun karyawan-karyawan tersebut bekerja pada mesin-mesin yang
sama. Namun produktivitas mereka
tidaklah sama. Misalnya , pekerjaan yang telah dilakukan oleh A memberikan
hasil yang baik, tetapi apabila dikerjakan oleh B hasilnya belum tentu baik.
Perbedaan
prestasi kerja ini disebabkan adanya cirri-ciri personil individu.
Yaitu dalam bakat, motif, kepribadian, pengetahuan. Oleh karena itu, perusahaan dalam
meningkatkan industrinya harus sadar dala menetapkan pekerjaan yang sesuai
dengan orangnya, yang tidak hanya dalam menyelesaikan pekerjaan tetapi juga
harus dapat menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya.
Pada pekerjaan-pekerjaan tertentu sifat-sifat
kepribadian seseorang sangat berhubungan dengan kesuksesan dalam bekerja. Hal ini penting karena kepribadian di dalam
bimbingan jabatan karyawan berguna bagi mereka yang penyesuaian kepribadiannya
tidak baik, akan mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dalam situasi
kerja. Oleh sebab itu setiap manajer
perlu sekali memahami berbagai cara pendekatan demi pengembangan
kepribadiannya. Dan juga minat seseorang
merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan
pekerjaannya.
B. Psikologi Dalam Perusahaan
Sejak dulu
perhatian manajer terhadap pengakuan pentingnya faktor tingkah laku manusia
dalam bidang industri telah mulai ada, sehingga dari perkembangannya sampai
sekarang ternyata unsur manusia sangat menentukan sekali dalam bidang produksi.
Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan tentang segi-segi kejiwaan
manusia secara sistematis, secara ilmiah.
Psikologi mempelajari manusia sebagai perwujudan tingkah laku dan
pengetahuan yang diperoleh seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat berwujud fisik dan
psikis, tetapi yang akan dibahas lebih menitik beratkan pada segi psikis atau
psikologisnya, seperti misalnya tentang intelegensi, motivasi, kepribadian dan
sebagainya.
Psikologi juga
sangat diperlukan dalam perusahaan industri.
Adapun hal yang melatarbelakangi perlunya psikologi dalam industri
adalah:
1. Untuk mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah
yang penting berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia dalam industri
2. Agar dunia industri mampu menggunakan prosedur-prosedur yang lebih tepat untuk memecahkan masalah-masalah kemanusiaan dalam perindustrian.
Kegiatan
para psikolog industri ditujukan pada masalah kesejahteraan bersama dan
kepentingan umum, antara lain:
- Diadakannya
seleksi untuk suatu tugas pekerjaan bagi setiap karyawan
- Timbulnya
kejenuhan yang diakibatkan karena melakukan pekerjaan yang monoton
- Terbatasnya
ruang gerak karyawan di dalam melakukan pekerjaan yang dihadapinya tersebut.
Selanjutnya
penekanan studi psikologis dalam dunia industri sekarang ini pada individu
karyawan sebagai bagian dari kelompok sosial yang memiliki moralitas dan
motivasi kerja tertentu. Dan menjadi
semakin jelas bahwa satu-satunya faktor terpenting yang menentukan prestasi
kerja para karyawan ialah sikap emosional mereka terhadap pekerjaan dan
terhadap teman sejawatnya.
C. Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Tenaga Kerja
Perkembangan tekhnologi
yang kian meningkat saat ini terasa semakin komplek dampaknya, di mana hal ini
memerlukan perhatian tersendiri. Di satu
pihak perkembangan tersebut memberikan manfaat-manfaat dan kemudahan-kemudahan
para tenaga manusia tetapi dilain pihak menimbulkan problema-problema yang
memerlukan suatu penanganan secara cermat. Penanganan-penanganan diperlukan
guna menghadapi perubahan yang menuju pada perkembangan tekhnologi.
Di zaman
sekarang ini, peranan tekhnologi dalam industri terasa semakin mendominir
berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan. Hampir semua sektor kegiatan. Tekhnologi
dalam mengatasi hal-hal diluar kemampuan manusia sangatlah wajar, dan sudah
seharusnya, seperti tekhnologi kedokteran, komputer, penerbangan dll. Yang
jelas merupakan sumbangan yang sangat besar bagi manusia dan kemanusiaan.
Tetapi disudut lain, terutama berkaitan dengan arti
tekhnologi sebagai bagian dari gejala sejarah dan peradaban manusia,
mengisyaratkan kontroversi antara superioritas tekhnologi sebagai alat bantu
dengan eksistensi manusia sendiri sebagai makhluk budaya. Kontroversi yang timbul semakin besarnya
kecenderungan untuk menggantungkan kepercayaan kepada mesin-mesin dari pada
sumber daya manusia. Ini sangat jelas
terlihat pada produk tekhnologi sebagai subtitusi sumber daya manusia (robot,
mesin, dll), dan hal ini banyak digunakan oleh Negara-negara maju (revolusi
industri di Eropa, restorasi Mei ji di Jepang, dll).
Kedua implikasi ini, merupakan dua titik sentral
yang mengisyaratkan tidak mudahnya alternatif
tekhnologi dapat diterima dan diterapkan disetiap Negara, khususnya
Negara berkembang yang sumber daya manusianya melimpah seperti Indonesia. Pembangunan Indonesia, memang memerlukan
tekhnologi, tetapi tekhnologi yang tentu saja aman dalam pemakaian, tidak
mengganggu kesehatan lingkungan dll.
D. Hubungan Kemanusiaan dan Faktor Manusia
Di dalam sub bab
ini akan dibahas masalah antarhubungan atau disebut juga dengan Interaksi
sosial, yang mana di dalamnya meliputi tentang hubungan antarmanusia dengan manusia
(individu dengan individu), individu dengan kelompok dan antar kelompok dengan
kelompok. Yang mana di dalam hubungan
tersebut terdapat pengaruh saling mempengaruhi secara timbal balik. Di mana dengan pengaruh mempengaruhi tersebut
berarti yang satu berubah karena yang lain dan yang satu mengubah sesuai dengan
yang lain, dan dengan perubahan tersebut yang diakibatkan saling pengaruh
mempengaruhi dan saling menyesuaikan diri berarti terjadi interaksi.
Di dalam semua
antarhubungan kemanusiaan, baik antar manusia dengan manusia maupun manusia
dengan kelompok, terdapat suatu struktural.
Dimana selalu terjadi semacam adu mengadu kekuasaan yang menghasilkan
suatu keseimbangan, yang kadang-kadang bersifat stabil dan kadang-kadang pula
bersifat labil.
Kekuasaan itu tentu tidak dimaksudkan sebagai
kekuasaan jasmaniah, seorang bayi misalnya yang baru lahir sudah mempunyai
kekuasaan terhadap orang tuanya menyesuaikan segenap kehidupan mereka kepada
kemauan dan keperluan sang bayi tersebut.
Didalam kehidupan manusia terdapat 4 faktor penting yang mempengaruhinya
yaitu:
- Warisan biologis (heredity)
- Keadaan alam sekitar kita (natural
environment)
- Warisan sosial (sosial heritage)
- Kelompok
manusia (group)
E. Interaksi Sosial Dalam Perusahaan
Tingkah laku
individu yang dimanifestasikan keluar itu, pada hakikatnya bersumber dari
potensi yang menetap dalam diri individu itu sendiri. Semua tingkah laku tersebut pada dasarnya
mencerminkan fungsi individu di dalam kelompok.
Dan tingkah laku ini cocok atau sesuai dengan konsep masyarakat yang
dituntutkan pada diri masing-masing individu tersebut. Dengan demikian sebagian besar dari tingkah
laku manusia itu selalu berkorelasi dengan kedudukannya dalam suatu kelompok
sosial dan berkorelasi dengan kedudukannya dalam suatu kelompok sosial dan
berkorelasi pula dengan situasi dan peranan sosialnya.
Banyak fakta
membuktikan, bahwa lebih mudah mengubah tingkah laku sekelompok orang daripada
mengubah tingkah laku individu demi individu.
Jelasnya lebih mudah mengubah seseorang dalam ikatan kelompok daripada
secara individu. Maka jelaslah bahwa
tekanan sosial itu besar sekali peranannya
dalam usaha pembentukan kebiasaan, tingkah laku, sikap dan disiplin kerja di
dalam lingkungan.
Psikologi
industri dan psikologi manajemen lebih mengaitkan kehidupan bawahan dengan
kondisi sosial dari kelompok sosialnya.
Dengan demikian akan tercipta iklim kerja yang menyenangkan, dan
tercipta hubungan antar karyawan yang terbuka.
Organisasi
perusahaan adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam satu
hirarki, di mana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau sekelompok
orang yang disebut atasan atau pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan.
Pada setiap
anggota organisasi tersebut dapat dijumpai aksi-aksi dan reaksi-reaksi yang
timbal balik dari masing-masing individu yang tergantung dalam kelompok
tersebut. Agar terjadi ketertiban
didalam organisasi, perlu adanya pengaturan mengenai pembagian tugas, cara
kerja dan hubungan antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lain, serta
pribadi yang satu dengan pribadi yang lain.
Organisasi ini dapat disebut sebagai sekumpulan orang yang tunduk pada
konvensi bersama untuk mengadakan kerja sama dan interaksi guna untuk mencapai
tujuan bersama, dalam rangka keterbatasan sumber daya manusia dan sumber
materil.
Disamping fungsi
ekonomis yaitu memproduksi barang industri, perushaan harus juga mempunyai
fungsi sosial, yaitu menciptakan dan mendistribusikan kepuasan manusiawi dan
kesejahteraan sosial. Sehubungan dengan
hal ini, bukannya individu buruh sebagai elemen yang terisolasi yang harus
diutamakan, tetapi mereka harus dilihat sebagai satu anggota atau satu bagian
dari satu kelompok primer. Jadi baik
fungsi ekonomis maupun fungsi sosial dari perusahaan dan industri, kedua-duanya
adalah sama pentingnya, dan keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Jika organisasi human dengan aspek-aspek
sosialnya itu tidak seimbang dan tidak diperhatikan sama sekali, maka semua
bentuk system efisiensi yang bagaimanapun efektifnya di dunia ini, tidak
mungkin bisa mempertinggi efisiensi kerja dan menambah produksi.
Jika emosi-emosi
pegawai menjadi lebih positif, sehingga moralnya bisa dipertinggi, maka akan
muncul tim kerja yang akrab dan penuh persahabatan, lalu orang akan menjadi
lebih rajin dan senang bekerja.
Moralitas tinggi bisa dipupuk, apabila karyawan merasa dihargai oleh
atasannya dan dilibatkan dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh
perusahaan. Dengan demikian akan
tercipta satu tim kerja dengan kesadaran sosial yang tinggi.
Sikap dan Komunikasi
Komunikasi yang
juga merupakan bagian dari psikologis sosial, merupakan proses penyampaian
pesan dari salah seorang individu kepada individu yang lain sehingga terjadi
kesamaan pengertian.
Hubunngan kemanusiaan ini sebagai interaksi yang
disengaja untuk mencapai tujuan, dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mendayagunakan hubungan antara manusia untuk menggerakkan, mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
Human Relation
Human relation dibagi dua pengertian yaitu:
1. Dalam arti luas: “ Interaksi antara seorang dengan orang
lain dalam segala situasi dan dalam bidang kehidupan untuk memperoleh
kepuasan hati.”. Seorang melakukan
interaksi dengan orang lain, ia melakukan komunikasi dengan cara
sedemikian baiknya. Sehingga
maksudnya tercapai dengan memuaskan hati kedua belah pihak. Suksesnya human relation itu disebabkan
sikap menghargai orang lain, sehingga interaksi tersebut berpegang pada
sifat manusia.
2. Dalam arti sempit: “ merupakan
interaksi antara seorang dengan orng lain, akan tetapi interaksi disini
hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi, sedangkan tujuannya, untuk
menggiatkan seseorang bekerja dengan semangat, kerja sama yang produktif
tetapi dengan hati puas dan senang.
Kunci aktivitas human relation adalah motivasi. Motivasi karyawan untuk bekerja giat
berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan yakni kebutuhan akan upah yang
cukup bagi keperluan hidup keluarga, kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya
sendiri. Dalam melaksanakan human
relation, pemimpin organisasi melakukan
komunikasi dengan karyawannya. Dan
komunikasi ini bersifat manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja sama,
sehingga hasilnya memuaskan, di samping mereka bekerja dengan hati puas.
Sifat Tabiat Manusia
Ada dua faktor
yang menentukan sifat tabiat manusia yaitu, pembawaan sejak ia dilahirkan dan
lingkungan hidupnya. Dalam berinteraksi
dengan lingkungannya, seseorang menangkap kesan-kesan dari luar dirinya
melalui panca indranya. Dan itulah yang
menimbulkan sifat tabiat manusia yang berbeda, karena itu untuk mengetahui
pribadi seseorang tidak cukup mengenal individu saja. Selanjutnya dalam perjalanan hidupnya dan
berkembanglah jiwanya. Seseorang
mengalami aktivitas kejiwaan. Dan bila
aktivitas kejiwaan itu tetap sama tanpa terpengaruhi oleh kesan-kesan yang pada
suatu saat muncul, yang dinamakan fungsi kejiwaan. Fungsi kejiwaan itu adalah pikiran, rasa,
intuisi dan penginderaan. Dan salah satu
diantaranya pada seseorang bisa dominan.
Orang yang
dominan pikirannya akan berusaha memahami lingkungannya dengan jalan
pengetahuan. Dan orang yang dominan pada perasaan, memahami lingkungannya
dengan ukuran penilaian senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. Bisa juga orang lebih dominan pada intuisi,
dimana orang menangkap segala hal dalam lingkungannya lebih banyak lewat
penglihatan batin, melihat makanan secara keseluruhan. Sedang orang yang
dominan penginderaannya menangkap hal-hal yang terdapat dalam lingkungannya
sebagai mana adanya tanpa ukuran penilaian apapun.
F. Motivasi Kerja
Motivasi bisa diartikan dorongan. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang menentukan besar kecilnya
prestasi. Motivasi
bekerja itu tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis saja. Karena banyak juga orang yang suka hati
bekerja terus, sekalipun ia tidak memerlukan lagi benda-benda materiil
sedikitpun juga. Walaupun keluarganya sudah terjamin, namun seorang dengan
ikhlas meneruskan pekerjaannya. Sebab
ganjaran dari bekerja yaitu nilai sosial, dalam bentuk penghargaan, respek, dan
kekaguman kawan-kawan terhadap dirinya.
Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan analisis
bagi dorongan pemuas ego, melalui kekuasaan dan aktivitas menguasai orang
lain. Hampir semua orang, kerja
menyajikan persahabatan dan kehidupan sosial.
Dan pekerjaan merupakan sumber utama bagi pencapaian status sosial
seseorang. Misalnya manusia tidak
menyukai pekerjaan ini bukan berarti manusianya yang tidak menyukai pekerjaan,
akan tetapi oleh sifat dari pekerjaan itu sendiri, bahkan ada buruh yang tidak
mau dipensiunkan disebabkan rasa cintanya terhadap teman, rasa terikat terhadap
pekerjaan yang mereka senangi.
Sehingga motif
uang tidak selamanya menjadi motif primer, karena ada buruh yang mendapat gaji
yang tinggi di tempat yang baru, namun minta pekerjaan di tempat yang lama
walaupun gajinya lebih sedikit. Biasanya
buruh ini menyukai jenis pekerjaan tertentu.
Maka kebanggaan dan interes yang besar terhadap pekerjaan menjadi
insentif kuat untuk mencintai suatu pekerjaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan tentang segi segi kejiwaan manusia secara sistematis, secara ilmiah. Psikologi mempelajari manusia sebagai perwujudan tingkah laku dan pengetahuan yang diperoleh seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya.
2. Penekanan studi psikologis dalam dunia industri faktor terpenting yang menentukan prestasi kerja para karyawan ialah sikap emosional mereka terhadap pekerjaan dan terhadap teman sejawatnya.
3. Psikologi industri dan psikologi manajemen lebih mengaitkan kehidupan bawahan dengan kondisi sosial dari kelompok sosialnya.
Demikianlah tulisan singkat tentang Psikologi Industri Dalam Perusahaan, semoga bermanfaat!